Di depan cermin, pukul 18.30.
Aku mulai menatap matanya, lalu menunduk
Lalu menatap gerak bibirnya, dan kembali menunduk
Gugup dan gemetaran ini badan
Sepuluh menitnya, mulut kita mulai terbiasa saling bercerita
Keluhan-keluhanmu, asumsiku, sumpah serapahmu, juga rahasiaku.
Tentang nasib kita yang sama ..
“Jangan khawatir!” katamu
Kita bisa beli mulut mereka sepuluh tahun lagi.
Tentang nasib kita yang sama ..
“Jangan menangis!” kataku
Kita bisa beli mulut mereka sepuluh tahun lagi.
Ngawi, 2 Oktober 2014