Sang Senja meratap hampa
Terucap setya budi prakasa, menilik hari tanpa pelangi, tanpa awan
dan tanpa langit yang berkilauan.
Sang Senja merenung
Mengapa? Mengapa burung tak lagi bernyanyi, dedaunan tak lagi nampak segar?
Dan sang Senjapun hanya bisa melihat, sepasang kelopak tertunduk
Sunyi, sepi, dan tanpa nadi.
Mereka hanya bisa pasrah, hatinya hanya bisa tertuntun oleh batinnya
Pandangannya mulai tak bermakana.
Bersatu bagaikan surga dan neraka.
Demi titisan darah pangeran kami
Dan demi butiran air mata putri kami
Joyo-joyo wijayanti, surodiro jayaningrat, lebur dening pangastuti.
Setya dharma ibu pertiwi, dalam kelopak nusa satya.